PALU – Calon Presiden Nomor Urut 3, Ganjar Pranowo menyebut bahwa Sulawesi Tengah memiliki kenangan tersendiri bagi dirinya. Pascabencana 28 September 2018, Ganjar yang saat itu menjabat Gubernur Jawa Tengah, sampai tiga kali datang ke Sulteng, khususnya Palu, Sigi dan Donggala, dalam misi kemanusiaan.
Kenangan dan juga pelajaran yang didapatkan Ganjar dari bencana yang terjadi di Sulteng, diungkapkan langsung dihadapan para simpatisan dan relawan Ganjar-Mahfud di Kota Palu, Senin (04/12/23).
Di hadapan 2000 lebih pendukungnya, yang menyesaki aula Sriti Convention Hall, Ganjar menyampaikan, bahwa saat bencana terjadi di Sulteng, orang yang memberikan bantuan tidak ada lagi melihat apa sukunya, apa agamanya maupun apa partainya.
“Di sinilah rajutan persaudaraan itu terjalin dengan nilai kemanusian. Saya beberapa kali datang, selalu terharu dan menjadi paham apa itu arti kemanusian dan apa itu gotong royong,” kata Ganjar.
Menurut Ganjar, setiap menonton video amatir rekaman terjadinya bencana di Sulteng lima tahun silam, dirinya selalu bertanya-tanya apakah potensi bencana yang sama seperti likuifaksi juga bisa terjadi di daerah lain di Indonesia. Dan ternyata bencana likuifaksi yang terjadi di Kota Palu dan Sigi, sudah pernah diramalkan oleh ahli dari ITB.
“Dan ini lah yang harusnya, menjadi kesadaran kita kedepan, untuk jangan menjadikan tempat tinggal daerah-daerah yang memang sudah diteliti berpotensi bencana,” jelasnya.
Apa yang menimpa Sulawesi Tengah, juga menjadi inspirasi tersendiri bagi Ganjar, saat menjabat Gubernur Jateng. Dia sempat mengusulkan kepada Presiden dan Mendagri, agar daerah-daerah yang memiliki fiskal tinggi, agar mengeluarkan sebagiannya untuk menolong daerah yang tertimpa bencana.
“Sehingga kalau ada daerah yang terjadi bencana,tidak merasa sendirian, dan ini yang menjadikan kita peduli dengan nilai kemanusiaan yang tinggi,” ungkap Ganjar, yang juga meminta para pendukungnya berdoa sejenak untuk bencana gunung melutus di Sumatera Barat yang baru-baru ini terjadi.
Masih menurut Ganjar, dirinya memang sengaja memulai lawatan kampanye ke daerah-daerah yang jauh dari Ibukota Negara. Dia dan Calon Wakil Presiden, Mahfud MD, ingin melihat Indonesia, dari ujung ke ujung. Dan dari suara masyarakat yang diterima, hampir semuanya mengeluhkan akses kesehatan maupun pendidikan yang minim.
“Seharusnya semua warga negara punya hak yang sama. Yang namanya kesehatan dan pendidikan siapapun dia wajib mendapatkan itu,” tutur mantan Gubernur Jateng ini.
Untuk itu lah, Ganjar juga mengetuk hati para relawannya, agar bencana yang pernah dialami daerah ini, menjadi pelajaran dan semakin menguatkan kepedulian terhadap sesama. Bila ada yang mengetahui, masyarakat belum mendapatkan akses kesehatan maupun pendidikan agar dibantu.
“Saya di Papua ketemu dengan seorang pendeta yang rela memberikan pertolongan kepada ibu-ibu yang melahirkan,” sebutnya.
Hal itu terjadi karena masih minimnya akses kesehatan yang didapatkan dari pemerintah. Dan permasalahan yang terjadi saat ini pun diperparah dengan 3 masalah, yang menjadi buah pikir Ganjar-Mahfud. Pertama ekonomi masyarakat yang menurun karena pendapatan yang kecil, kedua masyarakat yang susah mendapatkan pekerjaan dan ketiga adalah bagaimana pemerintah melayani dengan tidak KKN.
“Masalah ini semua bisa saya dan pak Mahfud selesaikan, dengan komitmen kami tidak korupsi, dan tidak menipu. Dan itu sudah saya buktikan selama 10 tahun menjabat Gubernur Jateng,” tandasnya.
Tidak hanya bertemu para pendukungnya, Ganjar dalam lawatannya di Kota Palu dan Donggala, juga bertemu para tokoh masyarakat maupun influencer dan kaum milenial yang ada di Sulawesi Tengah.(Roy)