TOUNA – Kementrian Kesehatan Balai Tekhnik Lingkungan dan Pengendalian penyakit Kaki Gajah (Filariasis) Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan dan Dinas Kesehatan Kabupaten Touna melalui Laboratorium Puskesmas Ampana Barat melakukan pengambilan sampel darah penyebaran penyakit kaki gajah di Desa Buntongi, Kecamatan Ampana Kota, Kabupaten Touna, Rabu (27/07/2023) malam.
Hadir dalam kegiatan ini, Kordinator Balai Tekhnik Lingkungan dan Pengendalian penyakit Kaki Gajah (Filariasis) Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan, dr. Hendri, Petugas Laboratorium Puskesmas Ampana Barat Milda Wati, A.Md. Kep, Bhabinkamtibmas Polsek Ampana Kota Aipda I Nengah S, Kepala Desa Buntongi dan Kader Posyandu, Babinsa yang di wakili oleh Serka Juhaedir serta sebanyak 34 warga masyarakat Desa Desa Buntongi, Kecamatan Ampana Kota, Kabupaten Touna.
Kordinator Balai Tekhnik Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Filariasis atau penyakit Kaki Gajah Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan, dr. Hendri mengungkapkan, kegiatan tersebut sebagai upaya pemerintah dalam mencegah, memutus mata rantai dan menekan penyebaran penyakit kaki gajah (Filariasis).
“Kaki gajah atau filariasis merupakan pembengkakkan tungkai akibat infeksi cacing jenis filaria di pembuluh getah bening, dimana penyakit ini ditularkan melalui gigitan nyamuk,” ungkapnya.
Hendri menjelaskan, penyakit kaki gajah ini dapat menyebabkan pembengkakkan disertai timbulnya rasa nyeri dan bisa mengakibatkan kecacatan bahkan kematian.
“Hal yang perlu dihindari untuk mencegah penularan penyakit kaki gajah menghindari gigitan nyamuk dengan cara menggunakan kelambu, memakai pakaian lengan panjang saat tidur dan menggunakan obat nyamuk,” jelasnya.
Untuk itu, kata dia, Tim Kemenkes bersama PTKL Makassar, Dinkes Kabupaten Touna melalui Puskesmas Ampana Barat, Kader Posyandu dan Bhabinkamtibmas bersinergi lakukan pengambilan sampling.
“Pengambilan sampling dengan sistem acak, sementara waktu pengambilan sampling dilakukan mulai pukul 22.00 s.d pukul 02.00 sesuai dengan waktu penyebaran penyakit,” pungkasnya.
Sementara itu, Kapolres Touna, AKBP S. Sophian, SIK, MH melalui Kapolsek Ampana Kota AKP Jimyarti Anasim, SH mengatakan, pengambilan sampel darah ini secara acak untuk mengetahui kemungkinan terjadinya penyebaran penyakit kaki gajah di wilayah Desa Buntongi.
“Bhabinkamtibmas dan Babinsa dilibatkan dalam kegiatan tersebut guna mencegah hal-hal yang tidak di inginkan agar kegiatan berjalan aman dan lancar,” kata AKP Jimyarto.
Lanjut kata Kapolsek, kegiatan pendampingan tersebut juga sebagai upaya untuk memberi rasa aman dan melakukan pemantauan situasi Kamtibmas.
“Kita dampingi agar memberikan rasa aman bagi petugas yang melaksanakan kegiatan di malam hari. Selain itu agar warga yang diambil sampelnya tidak takut. Sambil cek-cek situasi Kamtibmas,” ungkapnya.(**)