TOUNA – Guna meningkatkan kemampuan Personil, Polres Touna melalui Bagian SDM menggelar Pelatihan Fungsi Humas dengan mengambil tema “Kemampuan Komunikasi dan Interaksi Digital” bertempat di Aula Rupatama Polres Touna, Senin (11/09/23).
Kegiatan ini dibuka oleh Wakapolres Touna, Kompol Ulil Rahim, S.Kom, MH didampingi Kasi Humas AKP Triyanto dan diikuti oleh Personil Humas, Operator Medos Satfung dan Polsek Jajaran.
Selain Kasi Humas Polres Touna, AKP Triyanto pelatihan ini juga menghadirkan Pamateri dari Ketua Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Touna yang juga wartawan muda Dewan Pers, Yahya Lahamu.
Dalam sambutannya Wakapolres Touna, Kompol Ulil Rahim mengatakan Pelatihan ini sebagai pengetahuan bagi anggota Polri dalam menjalankan tugasnya yang lebih baik dalam konteks komunikasi dan interaksi dengan publik guna membangun citra positif Polri, meningkatkan transparansi, memperkuat hubungan dengan masyarakat, serta menyampaikan informasi yang akurat dan tepat.
“Dengan menguasai kemampuan komunikasi dan interaksi digital, kita selaku anggota Polri dapat memaksimalkan efektivitas dalam menjalankan tugas-tugas, meningkatkan hubungan yang baik dengan masyarakat, dan siap menghadapi tantangan dalam era digital,” jelas Wakapolres.
Wakapolres menambahkan, kemampuan komunikasi dan interaksi digital memiliki peran yang sangat penting bagi anggota Polri dalam menjalankan tugas-tugas penegakan hukum dan membangun hubungan dengan masyarakat.
“Dengan menguasai keterampilan ini, kita dapat lebih efektif dalam menyampaikan informasi, merespons situasi darurat keluhan masyarakat, membangun hubungan yang kuat dengan masyarakat, serta menghadapi tantangan baru yang muncul dari perkembangan teknologi,” terangnya
“Selanjutnya, melalui komunikasi digital yang baik, anggota Polri dapat memberikan informasi yang akurat, memberikan edukasi kepada masyarakat, dan membangun kesadaran tentang hukum dan keamanan, tutup Wakapolres.
Kasi Humas AKP Triyanto dalam materinya menyampaikan bahwa sebagai anggota Polri kemampuan dan interaksi di media sosial menjadi hal yang penting untuk di perhatikan dalam memberikan informasi kepada masyarakat.
“Anggota Polri harus selalu menjaga etika dan kode etik dalam berinteraksi di media sosial, berkomunikasi dengan jelas lugas serta menghindari bahasa yang sulit dipahami agar terhindar dari salah paham dengan masyarakat,” jelasnya.
Lanjut kata Kasi Humas, anggota Polri harus dapat menanggapi setiap permintaan dan keluhan masyarakat dengan cepat serta menyediakan informasi yang akurat terpercaya juga bermanfaat mengenai kegiatan tugas Polri.
“Dengan kemampuan komunikasi dan interaksi yang baik di media sosial, anggota Polri dapat memperkuat hubungan dengan masyarakat, oleh karna itu penting bagi kita untuk selalu mengembangkan kemampuan tersebut,” ujarnya.
Sementara dalam materinya Ketua SMSI Touna, Yahya Lahamu mengatakan bahwa menulis sebuah berita bukanlah perkara mudah apalagi jika teks berita nantinya akan menjadi konsumsi publik. Berita merupakan sebuah laporan terkait dengan peristiwa yang ada baik di ranah politik, hukum, olahraga, dan sebagainya.
“Hal pertama yang perlu menjadi perhatian tentu saja yaitu kelengkapan sebuah berita yang ada dalam enam unsur 5W + 1H. Seluruh unsur tersebut menjadi pondasi utama dalam membangun berita yang menarik dan lengkap,” jelasnya.
Menurutnya, berita akan menjadi lengkap ketika sudah mampu menjelaskan 5W + 1H tersebut. Semua unsur menjadi penting karena melibatkan berbagai informasi utama dalam berita nantinya.
“Setiap tulisan menggunakan pertanyaan dasar seperti apa, kapan, siapa, di mana, bagaimana, dan mengapa sebagai inti utama. Setelah pertanyaan tersebut terjawab, barulah penulis bisa memberi eksplorasi lebih jauh terhadap sebuah isu berita,” ungkapnya.
Dikatakannya, sebuah berita harus selalu berisikan fakta, karena itu dalam menulis tidak boleh ada kebohongan sama sekali. Penulis harus berusaha menyajikan berita yang benar adanya, tidak ada kejadian yang merupakan kejadian fiktif.
“Ada beberapa hal penting dalam menulis berita seperti melakukan pengecekan atau validasi data. Seringkali, sebuah kebohongan bisa hadir dari narasumber, karena itu penting untuk melakukan validasi data,” terangnya.
“Kemudian yang harus diperhatikan dalam menulis teks berita adalah penggunaan bahasa, fakta di lapangan, ketepatan isu, kebahasaan, serta kemampuan penyampaian informasi. Tidak boleh ada yang terlewat atau berita akan menjadi kurang bagus,” tambahnya.
Usai penyajian materi dilanjutkan dengan praktek cara menulis berita, penggunaan dasboard website, pembuatan meme dan konten video.(**)